PERKULIAHAN METODOLOGI STUDI ISLAM
SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
Oleh:
DENNI (1611108)
MUHAMMAD MAULANA (1611120)
VIASA LESTARI (1611133)
Jurusan/Prodi: Tarbiyah/PAI
Dosen Pengampu:
Kartika Sari, M.Hum
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2017
DENNI (1611108)
MUHAMMAD MAULANA (1611120)
VIASA LESTARI (1611133)
Jurusan/Prodi: Tarbiyah/PAI
Dosen Pengampu:
Kartika Sari, M.Hum
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2017
Kata Pengantar
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Sejarah Perkembangan Studi Islam”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada kelompok 1 yang selalu kompak dan konsisten dalam penyelesaian makalah.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya manusia di bumi. Proses pewarisan dan pengembangan budaya manusia yang bersumber dan berpedoman pada ajaran Islam sebagaimana termaktub dalam Al-Qur`an dan terjabar dalam Sunnah Rasul bermula sejak Nabi Muhmmad SAW menyampaikan ajaran tersebut pada umatnya.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang perkembangan pendidikan Islam di dunia Islam yang akan melahirkan empat perguruan tinggi bersejarah, kemudian perkembangan pendidikan Islam di dunia Barat yang tidak lepas dari konstribusi ilmu-ilmu pendidikan Islam, dan yang terakhir perkembangan pendidikan Islam di Indonesia dimulai dari masuknya Islam di Indonesia sampai kepada saat ini.
Semoga dengan makalah ini pembaca dapat menambah pengetahuan tentang peristiwa sejarah khususnya sejarah pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Studi Islam di Dunia Islam?
2. Bagaimana Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat?
3. Bagaimana Perkembangan Studi Islam Di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Studi Islam di Dunia Islam
Studi islam didunia Islam sama dengan menyebut studi Islam di dunia muslim. Maka uraian berikut adalah sejarah perkembangan studi islam di dunia muslim. Selama 350 tahun pertama (750-1100) kejayaan tersebut didominasi dan secara mutlak dikuasai oleh sarjana-sarjana muslim seperti, Jabir, Khawarizmi, al-Razi, Mas’udi, Wafa, al-Biruni, Ibnu Sina, Ibnu Haitam, Umar al-Khayyam. Setelah itu muncul nama-nama non-muslim, tetapi tetap bersaing dengan muslim. Nama-nama yang muncul dari non-muslim adalah Gerando di Cremona dan Roger Bacon. Sementara tokoh-tokoh dari muslim adalah Ibnu Rushd, Nasiruddin, al-Tusi dan Ibnu Nafis.
Sementara beberapa pusat kegiatan intelektual pra Islam di luar Arabia yang berperan besar dalam memajukan pendidikan di dunia muslim dapat digambarkan sebagai berikut. Bahwa kemajuan pengetahuan dalam dunia Islam tidaklah mungkin di pisahkan dari tradisi intelektual peradaban-peradaban terdahulu yang telah maju sebelum munculnya Islam. Kalau dalam Islam perkembangan ilmu pengetahuan mencapai kejayaannya sekitar abad ke-2 H./8 M. sampai abad ke-6 H./12 M., maka jauh sebelumnya bangsa-bangsa Yunani, India, Cina, Tibet, Mesir, dan Persia telah mengembangkan tradisi keilmuannya sendiri-sendiri. Secara historis peradaban Islam adalah pewaris yang kemudian melakukan sintesis dan penyempurnaan atas pengetahuan dari peradaban-peradaban kuno tersebut. Seperti Athena dan Aleksandria yang terkenal dengan ilmu Filsafatnya, Nisibis mempunyai akademi pendidikan tinggi terbaik di dunia. Disinilah tempat berlangsung proses penerjemahan besar-besaran dari bahasa Yunani dan Sansekerta kedalam bahasa Pahlava (Persia Lama) dan bahasa Syiria. Karya-karya yang diterjemahkan mencakup matematika, kedokteran, astronomi, dan filsafat. Kemudian Jundi Syapur, India dan Timur Jauh yang terkenal dengan ilmu Bahasa, Kedoteran, Astronomi, Geografi, Historiografi dan Matematika.[1]
Dalam sejarah muslim, dicatat terdapat sejumlah lembaga kajian Islam (dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi) di sejumlah kota. Perkembangan tersebut, di mulai pada masa akhir periode Madinah sampai dengan 4 H, fase pertama pendidikan islam di bangku sekolah masih di masjid-masjid dan rumah-rumah, dengan ciri hafalan, namun sudah dikenalkan logika, matematika, ilmu alam, kedoteran, kimia, musik, sejarah dan geografi.[2]
Namun disebutkan, berdirinya sistem madrasah Pada masa kekhalifahan abbasiyah pada abad ke 5 H./ akhir abad 11 M. justru menjadi titik balik kejayaan perkembangan studi Islam. Sebab madrasah sudah di biayai dan diprakarsai oleh negara. Kemudian menjadi alat penguasa untuk mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh kerajaan Fatimah di Kairo. Sebelumnya di sekolah ini diajarkan kimia, kedokteraan, filsafat, diganti dengan hanya mempelajari tafsir, kalam, fiqih, dan bahasa.[3]
Pengaruh Al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal terjadinya pemisahan ilmu agama dengan ilmu umum. Dia menyebutkan bahwa, menuntut ilmu agama itu wajib bagi setiap muslim, sementara menuntut ilmu umum adalah wajib kifayah.[4] Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian Islam di zamannya, yakni Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Jerussalem. Dan terdapat beberapa perguruan tinggi tertua di dunia muslim, Nizhamiyah, Al-Azhar, Cordova, dan Kairwan Amir nizam al-Muluk. Berikut dijelaskan Sejarah singkat dari beberapa perguruan tinggi Islam tersebut.
1. Nizhamiyah di Baghdad.
Perguruan tinggi Nizhamiyah di baghdad ini berdiri pada tahun 445 H./1063 M. Perguruan tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya raya di Baghdad, yakni Bait al-Hikmah yang dibangun oleh Khalifah Al-Makmun (813-833 M), salah seorang ulama besar yang pernah mengajar di sana, adalah ahli pikir islam terbesar Abu Hamid al-Ghazali (1085-1111 M) yang kemudian terkenal dengan sebutan Imam Ghazali. Dilembaga ini ada empat unsur pokok[5], yaitu:
a. Seorang mudarris (guru besar) yang bertanggung jawab terhadap pengajaran di lembaga pendidikan.
b. Muqri’ (ahli al-Qur’an) yang mengajar Al-Qur’an di masjid.
c. Muhaddis (ahli hadis)yang mengajar hadis lembaga pendidikan. Dan,
d. Seorang Pustakawan (Bait Al-Makrtub) yang bertanggungjawab terhadap perpustakaan, mengajar bahasa dan hal-hal yang terkait.
Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat berdiri hampir dua abad. Yang akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulaghu Khan pada tahun 1258 M.
2. Al-Azhar di Kairo.
Panglima besar Juhari al-Siqili pada tahun 362 H./ 972 M. membangun perguruan tinggi Al-Azhar dengan kurikulum berdasarkan ajaran sekte Syiah. Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Hakim Biamrillah (966-1020 M), khalifah keenam dari Daulat Fatimiyah, ia pun membangun perpustakaan terbesar di Al-Qahirah untuk mendampingi Perguruan Tinggi Al-Azhar, yang diberi nama Bait al-Hikmah (Balai Ilmu Pengetahuan) seperti bama perpustakaan terbesar di Baghdad.
Pada tahun 567 H/1171 M Daulat Fathimiyah di tumbangkan oleh Daulat Ayyubiyah (1171-1269 M) dan menyatakan tunduk kembali kepada Daulat Abbasiyah di Baghdad. Kurikulum pada perguruan tinggi Al-Azhar lantas mengalami perombakan total dari aliran Syiah kepada aliran Sunni. Ternyata perguruan tinggi Al-Azhar ini mampu hidup terus sampai sekarng, yakni sejak abad ke-10 M. sampai abad ke-20 M. dan tampaknya akan tetap selama hidupnya.
3. Cordova.
Adapun sejarah singkat Cordova dapat digambarkan demikian, bahwa ditangan Daulat Umayyah, Semenanjung Liberia yang berabad-abad sebelumnya terpandang daerah minus, berubah bagaikan disulap menjadi daerah yang makmur dan kaya raya akan pembangunan bendungan-bendungan irigasi disana sini menuruti contoh lembah Nil dan Lembah Ephrate. Bahkan pada masa berikutnya Cordova menjadi pusat ilmu dan kebudayaan yang gilang gemilang sepanjang Zaman Tengah. Didalam buku The Historians’ History of the World yang menceritakan tentang perikeadaan Andalusia waktu itu, yang merupakan pusat intelektual di Eropa dan dikagumi kemakmurannya.
4. Kairwan Amir nizam al-Muluk di Maroko.
Perguruan tinggi Kairawan ini berada di kota Fez (Afrika Barat). Perguruan tinggi ini bermula di bangun pada tahun 859 M. oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez (Afrika Barat). Perguruan tinggi ini bermula dibangun pada tahun 859 M. oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal dari Kairawan (Tunisia). Pada tahun 305 H./918 M. perguruan tinggi ini diserahkan kepada pemerintah dan sejak saat itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang perluasan dan perkembangannya berada dibawah pengawasan dan pembiayaan negara.
Seperti halnya perguruan tinggi al-Azhar, perguruan tinggi Kairawan masih tetap hidup sampai sekarang. Diantara sekian banyak alumninya adalah pejuang nasionalis muslim terkenal, diantaranya adalah Allal al-Fasi, Mahdi Ben Barka yang berhasil mencapai kemerdekaan Maroko dari panjajahan Perancis setelah Perang Dunia kedua, lalu pejabat PM Maroko dibawah Sultan Muhammad V. Sedangkan ilmuwan termasyhur yang pernah menjadi maha gurunya antara lain Ibnu Thufail (1106-1185 M) dan Ibnu Rusyd (1126-1198 M), pada masa Daulat Almuwahhidin dari Eropa, maka nama Avenbaer (Abu Bakar Ibnu Thufail), Averroes (ibnu Rusyd), Avempas (ibnu Bajah), Alhazem (Ibnu Hazmi), dan masih banyak lagi lainya yang amat harum di Eropa.
Sebagai catatan, perguruan tinggi Al-Azhar (972 M) di Mesir dan Perguruan tinggi Kairwan (859 M) di Maroko, adalah lebih tua dibandingkan dengan perguruan tinggi Oxford (1209 M) di inggris, perguruan tinggi Sorbonne (1253 M) di Perancis, perguruan tinggi Tubingen (1477 M) di Jerman dan Perguruan tinggi Edinburg (1582 M) di Skotlandia.
Penyebab utama kemunduran dunia muslim, khususnya di bidang ilmu pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyah oleh tentara bayaran Turki. Kemudian dalam kondisi demikian datang musuh dengan membawa bendera Perang Salib. Akhirnya Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu di hancurkan oleh Hulaghu Khan pada tahun 1258 M. termasuk pusat-pusat studi yang di hanurkan oleh Hulaghu Khan.[6]
Dapat disimpulkan dari berbagai perguruan tinggi yang telah mucnul di dunia timur tersebut, itu membuktikan bahwasanya dunia islam pernah menguasai dunia ilmu pengetahuan dan ini juga membuktikan bahwa agama islam merupakan ajaran yang sempurna baik dari segi ilmu ketuhanan maupun ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan dunia
B. Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat
Kemajuan peradaban Barat dimulai pada periode pertengahan (1250-1800 M), yang mana peradaban Islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban Barat mengalami perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai sekarang. Sebenarnya perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan Islam. Andalusia (Spanyol) pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah merupakan salah satu tempat yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara.
Dari pemikiran Ibnu Rusyd tentang melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berpikir yang menarik minat orang-orang Barat untuk belajar di universitas Islam di Andalusia, seperti Universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama mereka belajar dilembaga-lembaga tersebut mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya para ilmuan muslim. Pusat kegiatan terjemahan itu berada di Toledo. Setelah mereka kembali kenegara masing-masing, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang pertama mereka di Eropa pada tahun 1231 Masehi.[7]
Jadi latar belakang berkembangnya studi islam di Dunia Barat adalah para pelajar barat yang datang ke Jazirah Arab untuk belajar. Selain itu mereka juga telah berhasil menerjemahkan karya-karya ilmuan muslim kedalam bahasa latin. Gerakan ini akhirnya menimbulkan masa pencerah dan revolusi industri yang menyebabkan Eropa maju.
C. Perkembangan Studi Islam Di Indonesia
Perkembangan studi Islam di Indonesia, dimulai dengan tradisi belajar kepada ulama-ulama yang umumya adalah pedagang, yang sekaligus pembawa Islam ke Indonesia. Kemudian bentuk ini berlanjut ke sistem pendidikan langgar, kemudian sistem pesantren, kemudian berlanjut dengan sistem pendidikan di kerajaan-kerajaan Islam, akhirnya muncul sistem kelas yang diperkenalkan pemerintah Belanda.[8]
Maksud pendidikan dengan sistem langgar adalah pendidikan yang dijalankan di langgar, surau, masjid atau di rumah guru. Kurikulumnya pun bersifat elementer, yakni mempelajari abjad huruf arab. Dengan sistem ini dikelola oleh ‘alim, mudin, lebai. Mereka ini umumnya berfungsi sebagai guru agama atau sekaligus menjadi pembaca doa. Pengajaran dengan sistem langgar ini dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan perongan, yakni seorang murid berhadapan secara langsung dengan guru. Kedua, adalah dengan cara halaqah, yakni guru dikelilingi oleh murid-murid.[9]
Adapun sistem pendidikan di pesantren, dimana seorang kyai mengajari santri dengan sarana masjid sebagai tempat pengajaran/ pendidikan dan didukung oleh pondok sebagai tempat tinggal santri. Di pesantren juga berjalan dua cara yakni perongan dan halaqah. Hanya saja perongan di pesantren biasanya dengan cara santri yang membaca kitab sementara kyai mendengar sekaligus mengoreksi jika ada kesalahan.
Sistem pengajaran berikutnya adalah pendidikan dikerajaan-kerajaan Islam, yang dimulai dari kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Adapun materi yang diajarkan di majlis ta’lim dan halaqah di kerajaan Pasai adalah fiqh mazhab Syafi’i.[10]
Pada akhir abad ke 19 perkembangan pendidikan Islam di Indonesia mulai lahir sekolah model Belanda: sekolah Eropa, sekolah Vernahuler. Sekolah khusus bagi ningrat Belanda, sekolah Vernahuler khusus bagi warga negara Belanda. Di samping itu ada sekolah pribumi yang mempunyai sistem yang sama dengan sekolah-sekolah Belanda tersebut, seperti sekolah Taman Siswa. Kemudian abad ke 20 muncul madrasah-madrasah dan sekolah-sekolah model Belanda oleh organisasi Islam seperti Muhammadiyah, NU, dan Jama’at Al-Khair.
Pada level perguruan tinggi dapat digambarkan bahwa berdirinya perguruan tinggi Islam tidak dapat dilepaskan dari adanya keinginan umat Islam Indonesia untuk memiliki lembaga pendidikan tinggi Islam sejak zaman kolonial. Pada bulan April 1945 diadakan pertemuan antara berbagai tokoh organisasi Islam, ulama, dan cendekiawan. Setelah persiaapan cukup, pada tanggal 8 Juli 1945 atau tanggal 27 Rajab 1364 H bertepatan dengan Isra’ dan Mi’raj diadakan acara pembukaan resmi Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. Dari sinilah sekarang kita mengenal UII, IAIN, UIN, dan STAIN.[11]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin (Pembawa Rahmat untuk Semesta Alam), didalam perjalanannya perkembangan Studi islam pernah mencapai masa keemasannya yang melahirkan ilmuwan-ilmuwan muslim yang sangat di akui dan di hormati di seluruh dunia hingga saat ini.
Lembaga-lembaga pendidikan yang berdiri kokoh hingga sekarang ini, tidak lepas dari perjuangan para ilmuwan-ilmuwan terdahulu dalam mengembangkan ilmu pengetahuan baik ilmu ketuhanan maupun ilmu dunia.
Didalam Al-Qur’an juga sudah dijelaskan bahwa barang siapa menuntut ilmu, maka akan ditinggikan derajatnya. Para ilmuwan muslim sudah membuktikan hal tersebut, dan sekarang kita sebagai pelajar muslim harus bisa menjaga dan mengembangkan warisan dari perjuangan para ilmuwan terdahulu. Jangan sampai peninggalan-peninggalan berharga dari para ilmuwan tersebut harus hilang seperti yang terjadi di Baghdad pada tahun 1258 M.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Andi. 2005. Pengantar Studi islam. Yogyakarta: Pokja Akademi UIN Sunan Kalijaga
Hasbullah. 1995. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Lintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarata: PT RajaGrafindo Persada
Nasution, Khoiruddin. 2009. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: ACAdeMIA
Nizar, Samsul. 2009. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Wulpiah, dkk. 2009. Metodologi Studi Islam. Bangka: Penerbit Shiddiq Press STAIN SAS Babel
-----------------------------
[1] Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: ACAdeMIA+TAZZAFA, 2009). hlm. 66-67.
[2] Khoiruddun Nasution, Pengantar studi islam..., hlm. 74.
[3] Khoirudin Nasution menyebutkan dalam tulisannya yang dikutip dari buku Khozin karyanya yang berjudul Jejak-Jejak Pendidikan Islam di Indonesia, hlm. 56.
[4] Khoiruddun Nasution, Pengantar studi islam..., Hlm. 75.
[5] Andi Darmawan, Pengantar Studi islam, (Yogyakarta: Pokja Akademi UIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm. 37.
[6] Khoiruddun Nasution, Pengantar studi islam..., Hlm. 82.
[7] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 144-145.
[8] Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam..., hlm. 65.
[9] Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Lintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarata: PT Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 21-22.
[10] Wulpiah, Metodologi Studi Islam, (Bangka: Penerbit Shiddiq Press STAIN SAS Babel, 2009), hlm. 87
[11] Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam..., hlm. 115-116.
No comments:
Post a Comment