Monday, July 24, 2017

ILMU PENDIDIKAN ISLAM (MAKALAH), TEMA "KONSEP DASAR DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ISLAM"

MAKALAH

KONSEP DASAR DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ISLAM



DOSEN PENGAMPU :

Sumar, M.Pd. I




DISUSUN OLEH :

Siti Hajar (1611128)


JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SYAIKH ABDURAHMAN SIDDIK

BANGKA BELITUNG

2017

------------------


KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Pendidikan Islam”. Makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini.

Penulis sangat berharap makalah ini berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Petaling, 04 April 2017



Penyusun


---------------
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..................... 2

DAFTAR IS................................I 3

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang.......................... 4

b. Rumusan Masalah..................... 4

c. Tujuan Penulisan ...................... 4

PEMBAHASAN

a. Konsep Dasar Pendidikan Islam....5

b. Ruang Lingkup Pendidikan Islam.10

PENUTUP

a. Kesimpulan................................13

b. Saran........................................13

DAFTAR PUSTAKA...................... 14

------------------

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang mendapat banyak perhatian dari para ilmuwan. Hal ini karena disamping peranannya yang amat strategis dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, juga karena didalam pendidikan Islam terdapat berbagai masalah yang kompleks dan memerlukan penanganan segera. Bagi mereka yang akan segera terjun kedalam bidang pendidikan Islam harus memiliki wawasan yang cukup tentang pendidikan Islam dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan sesuai dengan tuntutan zaman.

Berkenaan dengan itu akan lebih baik untuk kita memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan Islam serta berbagai masalah yang terkait dengannya, dan mengetahui berbagai model yang dilakukan dalam penelitian kependidikan Islam sebagai bahan perbandingan untuk melakukan pengembangan konsep-konsep pendidikan Islam sesuai tuntutan zaman.

Pelaksanaan suatu pendidikan mempunyai fungsi, antara lain: inisiasi, inovasi, dan konservasi. Inisiasi merupakan fungsi pendidikan untuk memulai suatu perubahan. Inovasi merupakan wahana untuk mencapai perubahan. Konservasi berfungsi untuk menjaga nilai-nilai dasar. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki kehidupan suatu bangsa, harus dimulai penataan dari segala aspek dalam pendidikan. Salah satu aspek yang dimaksud adalah manajemen pendidikan.

---------------------------

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar pendidikan Islam ?

2. Bagaimana ruang lingkup pendidikan Islam ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui konsep dasar pendidikan Islam.

2. Mengetahui ruang lingkup pendidikan Islam

-------------------

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pendidikan Islam

1. Definisi Pendidikan

Secara etimologi, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, Paedagogiek. Pais berarti anak, gogos artinya membimbing/tuntunan, dan iek artinya ilmu. Jadi secara etimologi paedagogiek adalah ilmu yang membicarakan bagaimana memberikan bimbingan kepada anak. Dalam bahasa inggris pendidikan diterjemahkan menjadi education. Education berasal dari bahasa yunani eduare yang berarti membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang. Dalam bahasa jawa disebut “Panggula Wenthah“ yang artinya mengolah, membesarkan, mematangkan anak dalam pertumbuhan jasmani dan rohaninya.

Istilah pendidikan disebut juga dengan istilah at-tarbiyah, at-ta’lim, dan at-ta’dib. Kata at-tarbiyah sebangun dengan kata ar-rabb, rabbayani, nurabbi, ribbiyun, dan rabban. Fahrur Rozi, berpendapat bahwa ar-rabb merupakan fonem yang seakar dengan at-tarbiyah, yang berarti at-tanmiyah, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Ibnu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Anshari Al- Qurthubi mengartikan ar-rabb dengan makna pemilik, yang maha memperbaiki, yang maha pengatur, yang maha menambah, yang maha menunaikan.[1]

Dalam bahasa Indonesia disebut pendidikan yang berarti proses mendidik. Kata mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang saling berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik adalah jenis kata kerja, sedangkan pendidikan adalah kata benda. Kalau kita mendidik kita melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Kegiatan menunjuk adanya dua aspek yang harus ada didalamnya, yaitu pendidik dan peserta didik. Jadi mendidik adalah merupakan suatu kegiatan yang mengandung komunikasi antara dua orang atau lebih.

Jadi, pendidikan adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya ( lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri, dalam arti tuntunan agar anak didik memiliki kemerdekaan berpikir, merasa, berbicara, dan bertindak, serta percaya diri dengan penuh rasa tanggung jawab dalam setiap tindakan dan perilaku kehidupan sehari-hari.

2. Definisi Islam

Secara (etimologi) kata “islam” berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata itu terbentuk kata aslama yuslimu islaman yang berarti juga menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Sedangkan muslim yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, patuh, dan tunduk kepada Allah SWT.[2]Secara istilah (tertimologi), islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-ajarannya di wahyukan Allah kepada manusia melalui seorang rasul. Ajaran-ajaran yang di bawa oleh islam merupakan ajaran manusia mengenai berbagai segi dan kehidupan manusia.

Islam merupakan ajaran yang lengkap, menyuluruh, dan sempurna yang mengatur tata cara kehidupan seorang muslim baik ketika beribadah maupun ketika berinteraksi dengan lingkunganya.Islam (al-islām, الإسلام "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (الله, Allah).

Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.

Jadi, Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan Rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman

3.Definisi Pendidikan Islam

Menurut Prof.Dr. Omar Muhammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan pendidikan Islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi masyarakat. Menurut Dr. Muhammad Fadhil Al-Jamali, pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk lebih maju berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.

Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat. Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum hukum Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

Dari pengertian di atas bahwa pendidikan Islam adalah adalah suatu usaha memberikan pencerahan kepada manusia supaya manusia mengenali keperibadiannya sebagai seorang muslim. Selain itu juga pendidikan islam berusaha memberikan pendidikan terhadap kerohanian dan juga kejasmanian sebagaimana kakikat islam adalah rahmatan lilalamin yaitu rahmat bagi seluruh alam.

Dalam ajaran Islam manusia dituntut supaya berusaha mencari ilmu dalam kata lain harus berpendidikan yang lebih khususnya adalah pendidikan Islam, karena pendidikan Islam manusia akan terbentuk karakter dan kepribadian yang baik. Pendidikan Islami merupakan “sistem” pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai Islam. Teori-teori yang digunakan dalam pendidikan Islami yaitu teori yang disusun berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadis. Al-Qur’an banyak dikembangkan oleh para mufasir dalam berbagai karya tafsir. Al-Hadis juga banyak dikembangkan oleh para ahli hadis. Jadi para ahli tafsir dan ahli hadis dapat dijadikan rujukan dalam menyusun teori pendidikan Islami.[3]

Pendidikan Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan kemana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan Islam itu dihubungkan. Landasan itu terdiri dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW yang dapat dikembangkan dengan ijtihad dan beberapa lainnya.[4]

a. Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang telah diwahyukan-Nya kepada Nabi Muhammad bagi seluruh umat manusia. Al-Qur’an merupakan sumber pendidikan yang terlengkap, baik itu pendidikan kemasyarakatan (sosial), moral (akhlak), maupun spiritual (kerohanian) dan alam semesta. Eksistensinya tidak pernah mengalami perubahan. Pelaksanaan pendidikan Islam harus mengacu pada Al-Qur’an. Dengan berpegang dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an terutama dalam pelaksanaan pendidikan Islam akan mampu mengantar dan mengarahkan manusia bersifat dinamis dan kreatif, serta mampu mencapai esensi nilai-nilai ‘ubudiyah (penghambaan)pada khalik-Nya. Maka proses pendidikan Islam akan senantiasa terarah dan mampu menciptakan serta mengantarkan manusia berkualitas, dan bertanggung jawab terhadap semua aktivitas yang dilakukannya. Hal ini dapat dilihat bahwa hampir dua pertiga dari ayat Al-Qur’an mengandung nilai-nilai yang membudayakan manusia dan memotivasi untuk mengembangkannya lewat proses pendidikan, dengan upaya ini, di harapkan peserta didik mampu hidup secara serasi dan seimbang, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat .

b. Hadits (as-Sunnah).

Secara sederhana, hadits atau as-sunnah merupakan jalan atau cara yang pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan kehidupannya menjalankan dakwah Islam. Contoh yang diberikan beliau dapat dibagi kepada tiga bagian pertama, hadits qauliyat yaitu yang berisikan pernyataan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW (perkataan Nabi). Kedua, hadits fi’liyyat yaitu yang berisi tindakan dan perbuatan yang pernah dilakukan Nabi. Ketiga, hadits taqririyat yaitu yang merupakan persetujuan Nabi atas tindakan dan peristiwa yang terjadi (ketetapan).[5]

Semua contoh yang ditunjukkan Nabi, merupakan sumber dan acuan yang dapat digunakan umat Islam dalam seluruh aktivitas kehidupannya. Hal ini disebabkan, meskipun secara umum sebagian besar dari syariah Islam terkandung dalam Qur’an, namun muatan hukum yang terkandung, tidak mengatur berbagai dimensi aktivitas kehidupan umat secara mendetail. Penjelasan syariah terkandung dalam Al-Qur’an, masih bersifat umum dan global. Untuk itu, diperlukan hadis Nabi sebagai penjelas dan penguat hukum-hukum Al-Qur’an yang ada sekaligus sebagai petunjuk (pedoman) bagi kemaslahatan hidup manusia dalam semua aspeknya.

Sunnah merupakan sumber ajaran Islam yang kedua, termasuk pendidikan. Sunnah juga berisi petunjuk dan pedoman demi kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat Islam menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang beriman dan bertaqwa. Rasulullah sendiri adalah guru dan dan pendidik utama yang menjadi profil setiap guru muslim. Beliau tidak hanya mengajar, mendidik, tapi juga menunjukkan jalan. Sunnah dijadikan landasan kedua dalam pendidikan Islam. [6]

c. Ijtihad

Landasan berikutnya yang lebih bersifat praktis dan aplikatif adalah ijtihad para ulama dalam hal ini hasil ijtihad para pakar pendidikan Islam. Ijtihad dalam pemahaman umum adalah berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu dan kemampuan yang dimiliki oleh ilmuwan tertentu untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum yang ternyata belum ditegaskan hukumnya dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam meletakkan ijtihad sebagai sumber dasar pendidikan Islam, ada dua pendapat pertama, tidak menjadikannya sebagai sumber dasar pendidikan Islam. Kelompok ini, hanya menempatkan Al-Qur’an dan hadits sebagai bahan rujukan. Sementara ijtihad hanya sebagai upaya memahami makna ayat Al-Qur’an dan hadits sesuai dengan konteksnya. Kedua, meletakkan ijtihad sebagai sumber dasar pendidikan Islam. Menurut kelompok ini, meskipun ijtihad merupakan salah satu metode istinbath hukum,akan tetapi pendapat para ulama akan hal ini, perlu di jadikan sumber rujukan untuk membangun para dikma pendidikan islam. [7]

Dalam hal ini membahas lebih cenderung pada pandangan kelompok kedua, tanpa bermaksud menyalahkan atau mengigkari pedapat pertama. Secara etimologi, ijtihad berarti usaha keras dan sungguh-sungguh yang dilakukan oleh para ulama untuk menetapkan hukum suatu perkara atau suatu ketetapan atas persoalan tertentu.

Perlunya melakukan ijtihad di bidang pendidikan, karena media pendidikan merupakan saran utama dalam membangun pranata kehidupan sosial dan kebudayaan manusia,indikasi memberikan arti bahwa maju mundurnya atau sanggup tidaknya kebudayaan manusia berkembang secara dinamis sangat di tentukan dari dinamika sistem pendidikan yang di laksanakan. Dinamika ijtihad dalam mengantarkan manusia pada kehidupan yang dinamis, harus senantiasa merupakan pencerminan dari nilai-nilai serta prinsip pokok al-quran dan hadist. Proses ini akan mampu mengontrol aktivitas manusia, sekaligus sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada tuhan-Nya.

Di dunia pendidikan, ijtihad di butuhakan secara aktif untuk menata sistem pendidikan yang dialogis, peranan dan pengaruhnya sangat besar, umpamanya dalam menetapkan tujuan pendidikan yang ingin di capai meskipun secara umum, rumusan tersebut telah disebutkan dalam Al-Qur’an (QS. 52:56). Akan tetapi, secara khusus tujuan-tujuan tersebut memiliki dimensi yang harus dikembangkan sesuai dengan tuntutan kebutuhan manusia pada suatu periodesasi teretentu, yang berbeda dengan masa-masa sebelumnya.[8]

B. Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Menurut pandangan H.M.Arifin, pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup mencakup kegiatan - kegiatan pendidikan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan dalam bidang atau lapangan hidup manusia yang meliputi :[9]

1. Lapangan hidup keagamaan, agar perkembangan pribadi manusia sesuai dengan norma -norma ajaran agama Islam.

2. Lapangan hidup berkeluarga, agar berkembang menjadi keluarga yang sejahtera.

3. Lapangan hidup ekonomi, agar dapat berkembang menjadi sistem kehidupan yang bebas dari penghisapan manusia oleh manusia.

4. Lapangan hidup kemasyarakatan, agar terbina masyarakat yang adil dan makmur dibawah ridho dan ampunan-Nya.

5. Lapangan hidup politik, agar tercipta sistem demokrasi yang sehat dan dinamis sesuai dengan ajaran islam.

6. Lapangan hidup seni dan budaya, agar menjadikan hidup manusia penuh keindahan dan kegairahan yang tidak gersang dari nilai- nilai moral agama.

7. Lapangan hidup ilmu pengetahuan, agar perkembangan menjadi alat untuk mencapai kesejahteraan hidup umat manusia yang dikendalikan oleh iman.

Pendidikan sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Karena didalamnya banyak segi-segi atau pihak yang ikut terlibat baik langsung maupun tidak langsung. Adapun segi-segi dan pihak yang terlibat dalam pendidikan islam sekaligus menjadi ruang lingkup pendidikan Islam adalah :[10]

1. Perbuatan mendidik itu sendiri

Perbuatan mendidik itu sendiri adalah seluruh kegiatan, tindaka atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu menghadapi atau mengasuh peserta didik. Dengan istilah lain yaitu sikap atau tindakan menuntun, membimbing, memberikan pertolongan dari seorang pendidik kepada peserta didik menuju pada tujuan pendidikan islam. Dalam perbuatan mendidik ini sering disebut dengan istilah tahzib.

2. Dasar dan tujuan pendidikan islam

Yaitu landasan yang menjadi pundamen serta sumber dari segala kegiatan pendidikan Islam. Semua hal yang masuk dalam proses pendidikan harus bersumber dan berlandaskan dasar tersebut. Dengan dasar dan sumber ini, peserta didik akan dibawa sesuai dengan dasar dan sumbernya.

3. Peserta didik

Yaitu pihak yang merupakan objek erpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena tindakan pendidikan diarahkan pada tujuan dan cita-cita pendidikan islam.

3. Pendidik

Secara singkat dapat dikatakan sebagai subjek pelaksana proses pendidikan. Pendidik akan dapat membawa suatu pendidikan pada baik dan buruknya, sehingga peranan pendidik dalam keberhasilan pendidikan sangat menentukan.

4. Materi dan kurikulum pendidikan Islam

Yaitu bahan bahan atau pengalaman pendidikan, yang sudah tersusun secara sistematis dan terstruktur untuk disampaikan dalam proses pendidikan kepada peserta didik.

5. Metode pendidikan Islam

Yaitu cara dan pendekatan yang dirasa paling tepat dan sesuai dalam pendidikan untuk menyampaikan bahan dan materi pendidikan kepada peserta didik. Metode digunakan untuk mengolah, menyusun, dan menyajikan materi pendidikan, supaya materi dapat dengan mudah diterima dan ditangkap oleh peserta didik sesuai dengan karateristik dan tahapan peserta didik. [11]

6. Evaluasi pendidikan Islam

Yaitu cara cara yang digunakan untuk menilai hasil pendidikan yang sudah dilakukan. Pada pendidikan islam, umumnya tujuan tidak semuanya dapat dicapai seketika dan sekaligus, melainkan melalui proses dan tahapan tertentu. Dengan evaluasi, pendidikan dapat dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi, namun harus melihat apakah sebuah tujuan yang sudah ditargetkan pada suatu tahap atau fase sudah tercapai dan terlaksana.

7. Alat - Alat pendidikan Islam

Yaitu alat alat yang digunakan selama proses pendidikan dilaksanakan, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara tepat.

8. Lingkungan pendidikan Islam

Yaitu keadaan keadaan dan tempat tempat yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta keberhasilan suatu pendidikan.

----------------
PENUTUP
A. Kesimpulan

Daripenjelasan diatas , maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah “ Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Pendidikan Islam” Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu yang terkandung dalam al-Qur’an, Sunnah dan Ijtihad. Pendidikan Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang mendapat banyak perhatian dari para ilmuwan. Konsep dasar pendidikan Islam terbagi menjadi tiga, yaitu tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Tarbiyah adalah pengembangan, peningkatan, ketinggian, kelebihan dan perbaikan.Ta’lim adalah pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan keterampilan. Ta’dib adalah proses mendidik yang memfokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti. Pendidikan Islam mempunyai sembilan ruang lingkup yaitu perbuatan mendidik sendiri, anak didik, dasar dan tujuan pendidikan Islam, pendidik, materi pendidikan Islam, metode pendidikan Islam, evaluasi pendidikan, alat-alat pendidikan Islam, dan lingkungan sekitar.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.Untuk itu penulis menyarankan kepada pembaca untuk memberikan sumbangan saran serta kritikan dalam memperbaiki makalah penulis untuk yang akan datang.

----------------------

DAFTAR PUSTAKA


Daradjat,Zakiah. 2011.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ekosusilo, Madyo. 1990. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang: Effhar Offset Semarang.

Fadlullah.2008.Orientasi Baru Pendidikan Islam. Jakarta: Diadit Media.

Makbuloh, Deden. 2016. Pendidikan Islam dan Sistem Penjaminan Mutu Menuju Pendidikan Berkualitas di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.

Nafis,Muhammad Muntahibun.2011.Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta:Teras.

Ridha, Rasyid. 1998. Tafsir Al-Manar. Mishry: Dar al-Manar.

Soleha dan Rada.2011. Ilmu Pendidikan Islam.Bandung: Alfabeta.

---------------
Footnote
---------------
[1]Madyo Ekosusilo, Dasar-Dasar Pendidikan. (semarang; Offset Semarang, 1990),hlm.12

[2]Rasyid Ridha,Tafsir Al-Manar. (Mishry: Dar al-Manar, 1998), hlm. 115.

[3]Deden Makbuloh, Pendidikan Islam dan Sistem Penjaminan Mutu Menuju Pendidikan Berkualitas di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 75.

[4]Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011). hlm. 19.

[5]Soleha dan Rada. Ilmu Pendidikan Islam.( Bandung: Alfabeta, 2011 )hlm. 24-31.

[6]Fadlullah. Orientasi Baru Pendidikan Islam. (Jakarta: Diadit Media,2008), hlm. 20.

[7] Ibid., hlm. 24-30.

[8] Ibid., hlm. 31.

[9]Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Teras), hlm.26

[10]Ibid , hlm.27.

[11] Ibid , hlm.29

No comments:

Post a Comment