ILMU PENDIDIKAN ISLAM
"SISTEM PENDIDIKAN"
Oleh :
AGUS SAPUTRA (1611103)
DENNI (1611108)
WINNA (1611134)
AGUS SAPUTRA (1611103)
DENNI (1611108)
WINNA (1611134)
Jurusan/Prodi: Tarbiyah/PAI
Dosen Pengampu:
Sumar M.Pd.I
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2017
Dosen Pengampu:
Sumar M.Pd.I
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2017
---------------------------
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bagi umat manusia merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang. Namun, sistem dan metode yng digunakan berbeda-beda sesuai dengan taraf hidup dan budaya masyarakat masing-masing.
Pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai Islam. Teori-teori yang digunakan dalam pendidikan Islam yaitu teori yang disusun berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadis. Al-Qur’an banyak dikembangkan oleh para mufasir dalam berbagai karya tafsir. Al-Hadis juga banyak dikembangkan oleh para ahli hadis. Pendidikan Islam melatih anak didiknya dengan sedemikian rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, dan pendekatanya terhadap segala jenis pengetahuan banyak dipengaruhi oleh nilai etik Islam.
Mentalnya dilatih sehingga keinginan mendapatkan pengetahuan bukan semata-mata untuk memuaskan rasa ingin tahu intelektualnya saja, atau hanya untuk memperoleh keuntungan materi semata. Melainkan untuk mengembangkan dirinya menjadi makhluk rasional yang berbudi luhur serta melahirkan kesejahteraan spiritual, mental, fisik bagi kelaraga, bangsa, dan seluruh umat manusia. Oleh karena itu, sistem pendidikan Islam perlu diorganisasikan atau dikelola secara rapi, efektif, dan efisien agar berhasil mencetak generasi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian sistem pendidikan Islam?
2. Bagaimakana model perumusan sistem pendidikan Islam?
3. Bagaimana perbedaan sistem pendidikan Islam dengan sistem pendidikan Non-Islam?
4. Bagaimana prinsip-prinsip sistem pendidikan islam?
5. Bagaimana pengaruh sistem kehidupan terhadap sistem pendidikan Islam?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian sistem pendidikan Islam
2. Menjelaskan model perumusan sistem pendidikan Islam
3. Menjelaskan perbedaan sistem pendidikan Islam dengan sistem pendidikan Non-Islam
4. Menjelaskan prinsip-prinsip sistem pendidikan islam
5. Menjelaskan pengaruh sistem kehidupan terhadap sistem pendidikan Islam
--------------------------
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Pendidikan Islam
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang berarti cara atau strategi. Dalam bahasa Inggris system berarti susunan, jaringan, cara.[1] Menurut Imam Barnadib, sistem adalah suatu gagasan atau prinsip yang bertautan, yang tergabung menjadi suatu keseluruhan.[2]
Sistem pendidikan adalah himpunan gagasan atau prinsip-prinsip pendidikan yang saling bertautan dan tergabung sehingga menjadi suatu keseluruhan. Sistem pendidikan disuatu negara didasarkan atas falsafah hidup negara itu. Falsafah negara menggambarkan aspirasi rakyat dan pemerintah yang membuat sistem pendidikan itu mempunyai kekhususan.[3] Jadi sistem pendidikan Islam berarti cara, strategi atau langkah yang tersusun berdasarkan sumber-sumber ajaran Islam dalam melaksanakan usaha pendidikan secara baik dan teratur dalam mencapai tujuan pendidikan Islam.
B. Model perumusan sistem pendidikan Islam
Sebagai sebuah sistem, pendidikan Islam berbeda dengan pendidikan lainya, sebab pendidikan memiliki dua model, yaitu:[4]
1. Model Idealistik
Model idealistik adalah model yang lebih mengutamakan penggalian sistem pendidikan Islam dari ajaran dasar Islam sendiri, yaitu Al-Qur’an dan Hadis yang mengandung prinsi-prinsip pokok berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek pendidikan. Prosedur penyusunan model ini sebagai berikut:
a. Digali pemecahan persoalan kependidikan Islam berdasarkan nash secara langsung.
b. Digali dari hasil interpretasi nash para ahli filosof Islam, seperti konsep jiwa manusia menurut al-Farabi, al-Kindi, Ibn Sina, Ibn Maskawaih, Ibn Thufail dan sebagainya.
c. Digali dan hasil interpretasi para sufi muslim, seperti konsep jiwa dam konsep ilmu menurut al-Ghazali dan lainnya. Konsep ini berkaitan dengan komponen peserta didik, pendidik, kurikulum, metode, media, alat pendidikan. Ciri utama interpretasi kelompok ini adalah sangat mengutamakan pendidikan intuisi (al-qaib).
2. Model Paragmatis
Model paragmatis adalah model yang lebih mengutamakan aspek praktis dan kegunaan. Artinya formulasi sistem pendidikan islam itu diambil dari sistem pendidikan kontemporer yang telah mapan. Model pragmatis dilakukan dengan cara, adopsi yaitu mengambil secara utuh sistem pendidikan non-Islam, kemudian asimilasi yaitumengambil sistem pendidikan non-Islam dengan menyesuaikannya disana sini dan yang terakhir adalah legitimasi yaitu mengambil sistem pendidikan non-Islam kemudian dicarikan nash untuk justifikasinya.
Model pragmatis paling banyak diminati pakar pendidikan Islam. Disamping efektif dan efisien, model ini telah teruji keunggulanya. Sistem pendidikan Islam yang dikembangkan dengan model ini memilikki posisi tersendiri bahkan mampu menjadi alternatif bagi keberadaan sistem pendidikan kontemporer.
C. Perbedaan sistem pendidikan Islam dengan sistem pendidikan Non-Islam
Sesuai dengan namanya (Islam dan non-Islam), perbedaan keduanya terletak pada:[5]
1. Sistem Ideologi
Pendidikan Islam menganut sistem ideologi al-tauhid yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah. Sedangkan sistem pendidikan non-Islam memiliki berbagai macam ideologi yang bersumber dari materialis, komunis, ateis, sosialis, kapitalis dan sebagainya. Dengan demikian maka perbedaan kedua sistem tersebut adalah muatan ideologi yang mendasarinya.
Apabila ide pokok ideologi Islam berupa al-tauhid, maka setiap komponen dan tindakan sistem pendidikan Islam harus berdasarkan al-tauhid. Tauhid dalam Islam bukan hanya sekedar meng-Esakan Tuhan seperti yang di pahami oleh kaum monoteis, melainkan juga meyakinkan kesatuan penciptaan (unity of creation), kesatuan kemanusiaan (unity of mankind), kesatuan tujuan hidup (unity of purpose of life). Dengan kerangka dasar al-tauhid ini maka dalam pendidikan Islam tidak akan ditemui tindakan yang dualisme, (dikotomis) dan sekuralis. Sistem pendidikan Islam menghendaki adanya integralistik yang menyatukan kebutuhan dunia dan akhirat, jasmani dan rohani, materil dan spiritual, individu dan sosial yang dijiwai dan dinafasi oleh roh al-tauhid.[6]
2. Sistem Nilai
Keutamaan pendidikan Islam dapat pula dilihat dari sudut sistem nilai yang bersifat absolut sebab pendidikan Islam bersumberkan dari nilai yang termuat dalam al-Qur’an dan Sunnah. Sedangkan pendidikan non-Islam sumber nilainya dari hasil pemikiran, hasil penelitian para ahli, dan adat kebiasaan masyarakat.
3. Orientasi Pendidikan
Pendidikan Islam berorientasi kepada dua kehidupan yaitu duniawi dan ukhrawi, sedangkan pendidikan non-Islam, orientasinya duniawi semata. Di dalam Islam kehidupan akhirat merupakan kelanjutan dari kehidupan dunia, bahkan suatu mutu kehidpan akhirat konsekuensi dari mutu kehidupan dunia. Segala perbuatan muslim dalam bidang apapun memiliki kaitan dengan akhirat. Islam sebagai agama yang bersifat universal berisi ajaran-ajaran yang dapat membimbing manusi kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
D. Prinsip-prinsip sistem pendidikan islam
Prinsip berarti asas (kebenaran yang jadi pokok dasar orang berpikir, bertindak dan sebagainya).[7] Jika dikaitkan dengan pendidikan, prinsip pendidikan dapat diartikan dengan kebenaran yang universal sifatnya, yang dijadikan dasar dalam merumuskan perangkat pendidikan. Dasar pendidikan Islam seperti yang dikemukakan oleh Ahmad D.Marimba, adalah al-Quran dan hadis.[8] Al-Syaibani memperluas lagi dasar tersebut mencakup ijtihad, pendapat, peninggalan, keputusan-keputusan dan amalan-amalan para ulama yang terdahulu (al-shalaf al-shalih) dikalangan umat Islam.
Prinsip pendidikan Islam juga ditegakkan di atas dasar yang sama. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
1. Prinsip Pendidikan Islam Merupakan Implikasi dari Karakteristik (ciri-ciri) Manusia menurut Islam. Ajaran agama Islam mengemukakan tiga ciri manusia dengan makhluk lainya.[9]
a. Fitrah.
Fitrah manusia adalah mempercayai adanya Allah swt. sebagai Tuhan. Fitrah manusia percaya kepada Tuhan berarti manusia mempunyai potensi aktualisasi sifat-sifat Tuhan ke dalam diri manusia yang harus dipertanggungjwabkan sebagai amanah Allah dalam bentuk ibadah. Ibadah juga merupakan tujuan manusia diciptakan.
b. Kesatuan roh dan jasad (wandahal-ruh al-jism)
Manusia tersusun dari unsur roh dan jasad. Dari segi jasad sebagian karakteristik manusia sama dengan binatang, sama-sama memiliki dorongan untuk berkembang dan mempertahankan diri serta berketurunan. Namun dari segi roh manusia berbeda dengan makhluk lain. Dengan roh yang ditiupkan ke dalam diri manusia maka manusia hidup dan berkembang. Roh mempunyai dua daya, daya berpikir yang disebut aql dan daya rasa yang disebut qalb. Dengan daya aql manusia memperoleh ilmu pengetahuan, memperhatikan dan menyelidik alam sekitar. Dengan daya qalb manusia berusaha mendekatkan diri (taqarrub), sedekat mungkin dengan Tuhan.
c. Kebebasan berkehendak (hurriyah al-iradah)
Kebebasan sebagai karakteristik manusia meliputi berbagai dimensi seperti kebebasan dalam beragama, berbuat, mengeluarkan pendapat, memiliki, berpikir dan sebgainya.
2. Prinsip Pendidikan Islam adalah Pendidikan Integral dan Terpadu
Pendidikan Islam tidak mengenai adanya pemisahan antara sains dan agama. Penyatuan antara kedua sistem pendidikan adalah tuntutan akidah Islam, Allah dalam doktrin ajaran adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Implikasi dalam pendidikan adalah bahwa dalam pendidikan Islam tidak dibenarkan adanya dikotomi pendidikan yaitu antara pendidikan agama dengan pendidikan sains. Para peserta didik harus dapat memahami Islam sebagai a total way of life yang dapat mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Kalau dikotomi itu tidak dapat dihindari, minimal seorang pendidik harus dapat melakukan perubahan orientasi mengenal konsep “ilmu” yang secara langsung dikaitkan dengan dalil-dalil keagamaan, dan sebaliknya ajaran agama dikorelasikan dengan ilmu pengetahuan sehingga wawasan peserta didik menyatu dalam agama dan ilmu penegetahuan.[10]
3. Prinsip Pendidikan Islam adalah Pendidikan yang Seimbang
Pandangan Islam yang menyeluruh terhadap semua aspek kehidupan mewujudkan adanya keseimbangan. Ada beberapa prinsip keseimbangan yang mendasari pendidikan Islam yaitu keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi, kemudian keseimbangan antara jasmani dan rohani, Keseimbangan antara individu dan masyarakat.[11]
4. Prinsip Pendidikan Islam adalah Pendidikan yang Universal
Prinsip ini maksudnya adalah pandangan yang menyeluruh pada seluruh aspek kehidupan manusia. Agama Islam yang menjadi dasar pendidikan Islam itu bersifat menyeluruh terhadap wujud, alam, jagat, dan hidup. Implikasinya dalam pendidikan adalah bahwa pendidikan Islam haruslah meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia dan tidak boleh hanya memberi penekanan kepada salah satu dimensi saja dan meninggalkan dimensi yang lainnya. Dalam pendidikan Islam diperlukan suatu model (pattern) sistem yang menyeluruh baik dalam pelembagaan pendidikan yang berjenjang dan bervariasi maupun dalam penerapan metode pendidikan sehingga dapat mengikuti model supransistem dan terlahir sistem “one for all system”.[12]
5. Prinsip Pendidikan Islam adalah Pendidikan yang Dinamis
Pendidikan Islam dalam prinsip ini tidak statis dalam tujuan, materi kurikulum, media dan metodenya, tetapi ia selalu membaharui diri dan berkembang. Implikasinya dalam pendidikan Islam terlihat pada saat pendidikan Islam memberikan respon terhadap pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.[13]
E. Pengaruh sistem kehidupan terhadap sistem pendidikan Islam
Pendidikan merupakan sistem yang berintegrasi dengan hampir semua sistem dalam kehidupan manusia yang melibatkan banyak pihak dan unsur yang saling mempengaruhi. Selanjutnya, sistem pendidikan Islam yang selama ini diidentikkan dengan sistem pesantren dan madrasah, dalam perkembangannya dipengaruhi oleh berbagai sistem yang terdapat dalam kehidupan baik sistem ekonomi, politik, sosial budaya dan sebagainya.[14]
1. Ekonomi
Sistem ekonomi sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia karena menyangkut kebutuhan pokok manusia yang meliputi pangan, sandang dan papan serta kebutuhan lainnya. Sistem ekonomi berkembang seiring dengan perkembangan kehidupan manusia dan menjadi corak sebuah masyarakat yang menganutnya. Pendidikan dan ekonomi merupakan sistem yang mempunyai pengaruh timbal balik, saling mengait dan menunjang karena di satu segi institusi pendidikan mampu menghasilkan tenaga kerja dan membentuk manusia-manusia yang sanggup membangun ekonomi masyarakat dan negara. Sebaliknya ekonomi merupakan tulang punggung kehidupan bangsa yang menentukan maju mundurnya, lemah-kuatnya, lambat-cepatnya suatu proses pembudayaan bangsa yang merupakan salah satu fungsi pendidikan.[15]
2. Politik
Pengaruh politik terhadap pendidikan Islam adalah adanya kebijakan pemerintahan suatu negara yang memberikan perhatian serta dukungan, baik moral maupun materil, untuk terlaksananya pendidikan Islam. Keadaan seperti ini akan memberikan pengaruh yang sangat besar untuk keberhasilan pendidikan Islam. Apabila suatu negara mengalami keguncangan politiknya, atau dipimpin oleh orang yang anti terhadap Islam, maka mustahil pendidikan Islam akan mampu menjalankan perannya secara baik. Pendidikan yang bermutu tinggi, juga mempengaruhi lajunya perkembangan politik yang ada. Generasi yang berkualitas munculnyavdan negara yang berkualitas, karena pendidikan yang berkualitas akan mempengaruhi peradaban suatu bangsa. Apabila hal itu tercipta, akan mempengaruhi sistem ekonomi yang baik.[16]
3. Sosial Budaya
Dalam perkembangan pendidikan Islam di Indonesia kita bisa melihat betapa besarnya pengaruh sosial budaya terhadap pendidikan Islam. Pada masa dahulu pesantren banyak dipengaruhi oleh masyarakat tradisional yang identik dengan pola pikir tradisionalnya juga beranggapan bahwa yang dikatakan pendidikan Islam itu adalah belajar membaca al-Quran dan ilmu agama semata masyarakat perkotaan yang identik dengan pola pikir modern cenderung menyekolahkan anaknya ke skolah umu. Seiring dengan perkembangan zaman, orientasi tersebut telah berubah. Masyarakat berkembang saat ini tidak hanya membutuhkan pendidikan agama dalam makna sempit, tetapi pendidikan agama yang komprehensif karena tuntutan zaman demikian pesat dan kompetetitif. Hal ini ditandai dengan munculnya pesantren terpadu atau modern yang tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga sains dan teknologi.
Dengan demikian hubungan masyarakat dengan pendidikan sangat bersifat korelatif seperti bambu dengan tebing, masyarakat akan maju karena pendidikan dan pendidikan akan maju sangat ditentukan oleh masyarakatnya.[17]
-----------------------------
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari makalah yang disampaikan oleh penulis dapat disimpulkan, bahwa:
Pertama, Jadi sistem pendidikan Islam berarti cara dan langkah yang tersusun berdasarkan sumber-sumber ajaran Islam dalam melaksanakan usaha pendidikan secara baik dan teratur dalam mencapai tujuan pendidikan Islam.
Kedua, pendidikan Islam berbeda dengan pendidikan lainya, sebab pendidikan memiliki dua model, yaitu: Model Idealistik dan Model Paragmatis. Model Idealistik adalah model yang lebih mengutamakan penggalian sistem pendidikan Islam dari ajaran dasar Islam sendiri, yaitu Al-Qur’an dan Hadis yang mengandung prinsi-prinsip pokok berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek pendidikan, sedangkan Model Paragmatis adalah model yang lebih mengutamakan aspek praktis dan kegunaan.
Ketiga, Perbedaan sistem pendidikan Islam dengan sistem pendidikan Non-Islam, yaitu:
1. Sistem Ideologi: Islam memiliki ideologi al-tauhid yang bersumber dari al-Quran dan sunnah. Sedangkan non-islam memiliki berbagai macam ideologi yang bersumber dari isme-isme materialis, komunis, ateis, sosialis, kapitalis dan sebagainya.
2. Sistem Nilai: Pendidikan Islam bersumber dari nilai al-Quran dan Sunnah, sedangkan pendidikan non-Islam bersumberkan dan nilai yang lain.
3. Orientasi Pendidikan: Pendidikan Islam berorientasi kepada dua kehidupan yaitu duniawi dan ukhrawi, sedangkan pendidikan non-Islam, orientasinya duniawi semata.
Keempat, Prinsip-prinsip sistem pendidikan islam, yaitu prinsip Implikasi dari karakteristik (ciri-ciri) manusia menurut islam, prinsip pendidikan Integral dan Terpadu, prinsip pendidikan yang Seimbang, prinsip pendidikan yang Universal, dan prinsip pendidikan yang Dinamis.
Kelima, sistem pendiidkan Islam yang selama ini diidentikkan dengan sistem pesantren dan madrasah, dalam perkembangannya dipengaruhi oleh berbagai sistem yang terdapat dalam kehidupan baik sistem ekonomi, politik, sosial budaya dan sebagainya.
b. Saran
Dengan materi yang telah disampaikan oleh penulis diatas telah menunjukkan bahwa betapa pentingnya mempelajari dan mengetahui sistem pendidikan Islam, sebab akan menambah wawasan tentang sistem pendidikan. Kami sebagai penulis pun menyadari akan keterbatasan dan kekurang baik dalam penulisan dan sumber rujukan.
---------------------------------
DAFTAR PUSTAKA
Darajat, Zakiah. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: Ruhama. 1994
Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2005
Ramayulis. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2015
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2008
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2002
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 1994
Tim Penyusun. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1976
-------------------
Footnote
----------
[1] Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hlm. 107.
[2] Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), hlm. 147.
[3] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 378.
[4] Ibid., hlm 24-26.
[5] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm 55-57.
[6] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), hlm 89.
[7] WJ.S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hlm. 768.
[8] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam..., hlm. 57
[9] Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam..., hlm. 136-138.
[10] Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam..., hlm. 138.
[11] Ibid., hlm. 139.
[12] Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1994), hlm. 1
[13] Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam..., hlm. 143.
[14] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam..., hlm. 87.
[15] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam..., hlm. 47.
[16] Ibid., hlm. 48.
[17] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam..., hlm. 51.
No comments:
Post a Comment