Friday, July 21, 2017

PERKULIAHAN HADITS PENDIDIKAN, TEMA HADITS TENTANG SABAR

PERKULIAHAN HADIS PENDIDIKAN

HADIS TENTANG SABAR



Oleh:

DENNI (1611108)

SUNTARI AMBAR (1611130)

ARYAN YOGI ADITYA (1611106)

RIZA NUR UMAMI (1611125)

MERIYANI (1611119)

Jurusan/Prodi: Tarbiyah/PAI

Dosen Pengampu:

Nasrun, MA


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK

BANGKA BELITUNG

2017


----------------

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menjadi pribadi yang terpuji dalam kehidupan ini merupakan perkara yang amat penting. Dunia ini telah tercemar karena hadirnya manusia-manusia tercela. Tidak sedikit manusia yang mampu menghadapi kenyataan ini mengakibatkan keputusasaan sampai melakukan tindakan bunuh diri, dikarenakan mereka tidak memiliki sifat sabar.

Sebagai manusia kita tentu ingin menjadi manusia yang baik, bahkan yang terbaik. Namun, harus kita sadari bahwa menjadi orang yang baik apalagi yang terbaik tidak bisa terwujud begitu saja, kecuali dengan usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, setiap orang harus berupaya semaksimal mungkin agar dirinya menjadi manusia yang terbaik dalam pandangan Allah SAW dan rasul-Nya. Itu sebabnya, sikap sabar sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap orang beriman.

Ungkapan rasa marah dan tidak ingin sabar yang banyak muncul dalam diri orang-orang ketika mereka mendapatkan ujian berupa ditimpakannya musibah.maka dari itu,dalam makalah ini akan dibahas tentang “sabar” sehingga kita dapat mengetahui bagaimana sabar yang sebenarnya.

----------------

B. Rumusan Masalah

1. Bagaiamana Pengertian sabar?

2. Apa saja macam-macam sabar?

3. Bagaimana manfaat sabar?

------------
PEMBAHASAN



A. Pengertian Sabar

Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar SHABARA (صَبَرَ), yang artinya menahan. Shabara’ala (عَلَى صَبَرَ) berarti bersabar atau tabah hati, shabara’an (عَنْ صَبَرَ) berarti memohon atau mencegah, shabarabihi (بِهِ صَبَرَ) berarti menanggung. Ash-Shabr (sabar), secara bahasa artinya al-habsu (menahan), dan di antara yang menunjukkan pengertiannya secara bahasa adalah ucapan: "qutila shabran" yaitu dia terbunuh dalam keadaan ditahan dan ditawan. Sedangkan secara syari'at adalah menahan diri atas tiga perkara: yang pertama: (sabar) dalam mentaati Allah, yang kedua: (sabar) dari hal-hal yang Allah haramkan, dan yang ketiga: (sabar) terhadap taqdir Allah yang menyakitkan.[1]

Dalam kamus besar bahasa Indonesia sabar berarti tahan menghadapi cobaan (tidak cepat marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu). Dalam kamus besar Ilmu Pengetahuan, sabar merupakan istilah agama yang berarti sikap tahan menderita, hati-hati dalam bertindak, tahan uji dalam mengabdi mengemban perintah-peintah Allah SAW serta tahan dari godaan dan cobaan duniawi Aktualisasi pengertian ini sering ditunjukan oleh para sufi.[2]

Sedangkan sabar secara umum berarti kemampuan atau daya tahan manusia menguasai sifat yang destruktif yang terdapat dalam tubuh setiap orang yaitu hawa nafsu.[3]

Nabi SAW bersabda, “Kesabaran adalah benteng dari segala bencana dan penolong ketika susah.” Ali bin Abi Thalib ra berkata, “Kesabaran adalah tunggangan yang tak pernah tersandung da qana’ah adalah pedang yang tak pernah meleset.” Abdul Hamid ra berkata, “Aku belum pernah mendengar perkataan yang sangat mengagumkan seperti perkataan Umar bin al-Khathab ra berikut, ‘seandainya sabar dan syukur adalah dua ekor unta, alangkah baiknya jika aku bisa menunggangi salah satu dari keduanya.” Ibnu Abbas ra berkata, “Bekal yang paling baik adalah sabar ketika susah.” Ahli Balaghah berkata, “Teman terbaikmu saat engkau susah adalah kesabaran.” Dalam Mantsur al-Hikam dikatakan, “Barang siapa yang ingin tetap bertahan, persiapkanlah hati yang sabar untuk menghadapi berbagai musibah.” Ahli hukmah berkata, “Dengan bersabar dari kesusahan, keberuntungan dapat diketahui.”[4]

Beberapa hadis Tentang Sabar[5]

Arbain hadis ke-23

عَنْ أَبِيْ مَالِكْ الْحَارِثِي ابْنِ عَاصِمْ اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الطُّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانِ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ - أَوْ تَمْلآنِ - مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ . كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَباَئِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا [رواه مسلم]


Artinya: Dari Abu Malik, Al Harits bin Al Asy'ari'Suci itu sebagian dari iman, (bacaan) alhamdulillaah memenuhi timbangan, (bacaan) subhaanallaah dan alhamdulillaah keduanya memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu adalah nur, shadaqah adalah pembela, sabar adalah cahaya, dan Al-Qur'an menjadi pembela kamu atau musuh kamu. Setiap manusia bekerja, lalu dia menjual dirinya, kemudian pekerjaan itu dapat menyelamatkannya atau mencelakakannya".

الصبرنصف الاءيمان (فتح المبدئ،ج٢،ص٢٨٢)

Artinya: “sabar itu adalah sebagian dari iman.”

(fathulmubdi,juz II,hlm.282)

الصبرمن الاءيمان بمنزلةالروح والجسد.

Artinya: “kedudukan sabar dalam iman sebagai kedudukan roh dalam badan.”
نعم صلاح المؤمن الصبروالدعاء

Artinya: “sebaik-baik senjata orang mukmin ialah sabar dan doa.”
اصبرعندالمصيبةبتسعماءةدرجة

Artinya: “sabar ketika tertimpa bencana (musibah) itu memperoleh sembilan ratus derajat.”

لوك ن الصبررجل لكنرجلكريم

Artinya: “seandainya kesabaran itu seorang laki-laki,niscaya ia adalah seorang laki-laki yang mulia.”

صبرساعةخيرمن الدنياومافيه

Artinya: “sabar sesaat (satu jam) adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya.”

اذاابتليتعبدى بحبيبتيهفصبرعوصته مهماالجنة.

Artinya: “apabila aku memberikan cobaan pada hamba-ku dengan hilanganyapenglihatannya,lalu dia bersabar,aku mengganti keduanya dengan surga.”
المسلم الذي يخالط الناس ويصبرعلى أذاهم افضل منالذيالايخالطهم ولايصبرعلى أذاهم. (رواه ا بن ماجه والترمذى)

Artinya: “orang islam yang bergaul dengan (bebagai lapisan) manusia dan bersabar atas keburukan mereka adalah lebih utama daripada orang yang tak suka bergaul dengan mereka karena tak kuat atas keburukannya.”
Kesabaran merupakan “dhiya’ ” (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah mengungkapkan “...dan kesabaran merupakan cahaya yang terang...” (HR. Muslim)
Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mukmin, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah, “Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya.” (HR. Muslim)[6]

B. Macam-macam Sabar

Menurut Al-Ghazali terdapat dua macam sabar yaitu jasmani, seperti menderita kesukaran dalam beramal dan beribadah. Sikap demikian itu terpuji jika sesuai dengan syara. Kedua rohani, yaitu sabar menahan hawa nafsu dari keinginan tabiat manusiawi dan ajakan hawa nafsu, dan sabar menahan syahwat perut dan faraj. Itulah yang dinamakan iffah.[7] Sabar menurut rohani dapat dibagi menjadi enam jenis yaitu:

Pertama, Sabar dalam menjalankan perintah Allah dan dalam meninggalkan larangan-Nya. Dengan kesabaran ini, dicapai ketaatan yang tulus dan ketaatan yang tulus akan menghasilkan agama yang benar, menjadi motivator untuk melakukan kewajiban, dan berhak mendapatkan pahala. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Az-Zumar [39]: 10 yang artinya: “Hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”

Kedua, Sabar atas bencana menyedihkan yang menghabiskan waktunya. Oarang yang bersabar dalam kondisi seperti ini akan merasakan ketenangan dan mendapat pahala jika kesabaranya didasari atas ketaatan. Namun jika tidak merasakan ketenangan, ia akan memikul beban kesedihan berkepanjangan dan berarti ia bersabar karena terpaksa sehingga ia pun berdosa. Nabi bersabda, “Allah berfirman, ‘Orang yang tidak rela dengan keputusan-Ku dan tidak bersabar terhadap ujian-Ku, hendaklah ia mencari Tuhan selain-Ku.[8]

Ketiga, Sabar karena gagal meraih sesuatu yang diharapkan. Orang yang sabar atas kegagalan yang menimpanya akan merasa terhibur setalahnya, sedangkan merasa menyesal setelah putus asa adalah suatu kebodohan. Nabi bersabda, “Orang yang diberi lalu bersyukur, tidak diberi lalu bersabar, dizalimi lalu memaafkan, berbuat zalim lalu meminta maaf, mereka itulah yang akan mendapatkan rasa aman dan yang diberi petunjuk”

Keempat, Sabar terhadap ancaman menakutkan yang dikhawatirkan akan terjadi. Jangan cepat merasa gelisah terhadap sesuatu yang belum terjadi, sebab kebanyakan gelisah itu dusta, dan kebanyakan rasa takut itu bisa dikalahkan. Nabi bersabda, “Dengan kesabaran, jalan selamat dapat ditemukan, dan orang yang terus-menerus mengetuk pintu, ia akan masuk ke dalamnya.”

Kelima, Sabar dalam menunggu terwujudnya keinginan atau kenikmatan yang diharapkannya. Orang yang langsung tercengang saat baru melihat kenikmatan, maka jalanya untuk meraih yang diinginkanya akan tertutup dan dirinya akan terprovokasi oleh sifat tamak. Orang semacam ini justru akan semakin menjauh dari sesuatu yang diharapkanya dan semakin besar bencana yang menimpanya. Sedangkan jika ia tetap tenang dan bersabar dalam menunggu kenikmatan yang diharapakanya, maka rasa tercengang yang menyesatkan dan ketidaksadaran yang meragukan akan tersingkap, sehingga dengan begitu ia dapat melihat petunjuk dan mengetahui tujuan dirinya. Nabi bersabda, “Kesabaran adalah cahaya.”

Keenam, Sabar atas musibah yang menimpa atau membebaskan diri dari sesuatu yang menakutkan. Besabar dalam kondisi seperti ini dapat membuka pintu-pintu inisiatif dan mampu membendung tipu daya musuh. Orang yang sedikit sabarnya, akalnya menjadi buntu dan penderitaan semakin bertambah. Ia pun menjadi korban penderitaan dan kesedihanya sendiri. Nabi bersabda, “Jika engkau mampu berbuat samata-mata karena Allah dalam keyakinan,lakukanlah. Jika engkau tidak mampu, bersabarlah. Sesungguhnya bersabar terhadap sesuatu yang tidak engkau sukai mengandung banyak kebaikan. Ketahuilah bahwa kemenangan menyertai kesabaran, keluasan menyertai kesempitan, dan kesenangan menyertai kesusahan.[9]

C. Manfaat Sabar

1. Sabar Sebagai Penolong

Kesabaran bisa menjadi penolong yang akan menyelamatkan seseorang dari bahaya, baik bahaya dunia terlebih lagi bahaya akhirat. Contoh kecilnya misalnya di dalam berkendaraan. Betapa pun ia terburu-buru, ia tetap mengemudikan kendaraannya dengan penuh kehati-hatian dan sesuai aturan. Saat lampu lalu lintas berwarna merah, ia pun berhenti dengan rela, saat di dalam kota, kendaraan pun diperlamban, tidak melebihi 40 atau 50 km/jam. Ia tetap menghargai hak-hak kendaraan lain yang ada di depan maupun di belakang, termasuk memberi kesempatan kepada pejalan kaki atau pengguna sepeda.

2. Pembawa Keberuntungan

Setiap manusia normal pasti menginginkan keberuntungan. Seorang yang sedang berdagang, ia menginginkan dapat memperoleh laba yang banyak dari dagangannya. Seorang siswa, pelajar atau mahasiswa, ia menginginkan keberuntungan dengan kelulusan dari studinya, baik keberuntungan dalam arti naik kelas, naik tingkat, atau lulus plus karena memperoleh nilai yang exelence.

3. Mendatangkan Keuntungan yang Besar

Orang berdagang, lalu untung, itu biasa. Tapi, kalau pedagang yang beruntung besar, nah ini pantas menjadi berita. Inilah yang dinyatakan Allah SWT dalam Al-Qur`an bahwa keuntungan yang besar akan dapat diraih oleh hamba-hamba-Nya yang sabar.

Sabar di dalam menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah saw, meskipun keadaannya dalam kesulitan. Tetap kokoh dalam menjauhi semua yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, serta tahan uji terhadap segala cobaan.

Dengan demikian, bersabarlah. Niscaya kesabaran akan menjemput Anda ke tempat terbaik. Terbaik dalam peruntungan, hasil, dan tindakan. Sampai akhirnya Anda akan mereguk kenikmatan abadi di akhirat kelak.[10]

---------------
KESIMPULAN

Sabar adalah menahan diri atas tiga perkara: yang pertama: (sabar) dalam mentaati Allah, yang kedua: (sabar) dari hal-hal yang Allah haramkan, dan yang ketiga: (sabar) terhadap taqdir Allah yang menyakitkan.Sabar terbagi menjadi enam jenis. Pertama, Sabar dalam menjalankan perintah Allah dan dalam meninggalkan larangan-Nya. Kedua, Sabar atas bencana menyedihkan yang menghabiskan waktunya.Ketiga, Sabar karena gagal meraih sesuatu yang diharapkan. Keempat, Sabar terhadap ancaman menakutkan yang dikhawatirkan akan terjadi. Kelima, Sabar dalam menunggu terwujudnya keinginan atau kenikmatan yang diharapkannya. Keenam, Sabar atas musibah yang menimpa atau membebaskan diri dari sesuatu yang menakutkan.Manfaat yang diperoleh dari sabar yaitu,sabar sebagai penolong,sebagai pembawa keberuntungan,dan sabar dapat mendatangkan keuntungan yang besar.

------------------
DAFTAR PUSTAKA

‘Abduh ‘Iwadh, Ahmad. 2000. Mutiara Hadis Qudsi. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2000

al-Mawardi, Imam. 2009. Jalan Meraih Kebahagian Dunia & Akhirat. Jakarta: Sahara Intisains.

As, Asmaran. 1994. Pengantar studi akhlak. Jakarta: Raja Grafindo Persada

http://uswah25hasanah.blogspot.co.id/2012/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_23.html

Muhammad Al-Hufiy, Ahmad. 2000. Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad SAW. Bandung: CV Pustaka Setia

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

-------------
Footnote
-------------

[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 763.

[2] http://uswah25hasanah.blogspot.co.id/2012/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_23.html

[3] Asmaran As, Pengantar studi akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 228.

[4] Imam al-Mawardi, Jalan Meraih Kebahagian Dunia & Akhirat¸ (Jakarta: Sahara Intisains, 2009), hlm 313-314.

[5] Ahmad Muhammad Al-Hufiy, Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad SAW, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm. 349-355.

[6] Ahmad ‘Abduh ‘Iwadh, Mutiara Hadis Qudsi, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2000), hlm. 306.

[7] Ahmad Muhammad Al-Hufiy, Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad SAW..., hlm. 323.

[8] Imam al-Mawardi, Jalan Meraih Kebahagian Dunia & Akhirat..., hlm 314-315.

[9]Imam al-Mawardi, Jalan Meraih Kebahagian Dunia & Akhirat..., hlm. 314-316.

[10] http://uswah25hasanah.blogspot.co.id/2012/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_23.html

No comments:

Post a Comment